Menjadi salah satu dosen di PENS, tepatnya di prodi Multimedia Broadcasting adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Citra Devi Murdaningtyas. Wanita yang akrab dipanggil Bu Devi oleh para mahasiswanya ini bercerita awalnya beliau memilih lebih baik menjadi dosen adalah ketika beliau mempertimbangkan pentingnya sebuah waktu bersama keluarga.
Setelah menjalani Kerja Praktek di salah satu perusahaan telekomunikasi di jakarta, beliau merasa aktivitasnya banyak terbuang di jalan karena lalu lintas jakarta yang padat. Hingga beliau lulus sebagai sarjana S2 Telekomunikasi ITS pada tahun 2011 dan kemudian terlintas dipikirannya bagaimana bila menjadi dosen. Sayangnya pada tahun itu pemerintah menutup penerimaan CPNS.
Setelah menjalani Kerja Praktek di salah satu perusahaan telekomunikasi di jakarta, beliau merasa aktivitasnya banyak terbuang di jalan karena lalu lintas jakarta yang padat. Hingga beliau lulus sebagai sarjana S2 Telekomunikasi ITS pada tahun 2011 dan kemudian terlintas dipikirannya bagaimana bila menjadi dosen. Sayangnya pada tahun itu pemerintah menutup penerimaan CPNS.
Mengikuti berbagai tes ujian menjadi dosen di beberapa universitas, akhirnya Bu Devi menjadi salah satu dosen di ITATS. Selama mengajar dua setengah tahun disana, beliau merasa masih sering kehilangan waktu bersama keluarganya. "Kalo ngajar di kampus swasta itu, dosen yang mengikuti kemauan mahasiswanya, beda dengan di kampus negeri" tuturnya (18/11). Apalagi beliau mengajar di kelas malam dan bisa dibilang ekspektasi mahasiswa yang dia ajar waktu itu hanya untuk mengejar gelar, dan bisa dibilang usia mereka banyak yang lebih tua dibanding beliau.
Di tahun 2012, beliau mencoba kembali tes CPNS di ITS tapi tak berjalan mulus. Akhirnya Maret 2014, Bu Devi diterima sebagai dosen di PENS, tepatnya di prodi Multimedia Broadcasting. Beliau mengatakan attitude dan ekspektasi mahasiswa negeri dalam belajar lebih tinggi dibanding swasta. Hal ini merupakan salah satu yang beliau sukai saat mengajar di PENS. "Mengajar itu enak, serasa muda tiap saat, mengajar mahasiswa baru yang berbeda karakternya, mengajarkan diri untuk lebih sabar juga" ucapnya. Hal yang bikin jengkel juga ada, seperti tidak diperhatikan mahasiswa saat mengajar, mereka malah asik ngobrol sendiri saat beliau mengajar, dan juga ketika ada mahasiswa yang melanggar peraturan.
Bicara mengenai suka duka menjadi dosen, beliau mengatakan bila manusia pasti memiliki pendapat yang berbeda, adanya selisih paham, tapi hal-hal tersebut harus di klarifikasi dan diselesaikan agar tak berlarut-larut. "Jadi dosen itu fine2 aja, sejauh ini saya merasa nyaman, tinggal dinikmati saja. Pengalaman yang berkesan itu bertemu orang2 seperti kalian dan diwawancarai seperti ini" (18/11)
Ramadhaniwulan Purirahayu
4103131050
4103131050